Friday, April 3, 2009

Priamu

Semalam aku sempat merenungi tawa yang membuat jera
Walau lama kupikirkan, tak pula terbesit jawaban itu
Senyummu yang mengibas di ujung bibir neraka
Membuat auraku menyusut kecil jadi kerikil batu

Geram yang kian kuperam dalam-dalam
Ketika kau mulai berceloteh tentang priamu
Seolah kau menutup jalanku ke arahmu dengan godam
Aku selalu mangkir ke ujung pintu agar kau menghampiriku

Sebagai debu di luar lingkaran kehidupanmu
Aku memang tak layak jadi perisai
Paling mereka menyebutku kotoran yang membuat jemu
Atau benda sial yang tak tahu diri

Memang aku ini selalu diam
Tapi bukan berarti aku tak paham
Semua yang mereka keluhkan di dalam
Kuanggap angin lalu dan tak kujadikan dendam

Sudahlah, kembali ke priamu saja
Kau wanita, bukan dari rusukku yang bersahaja
Tak usah memaksa
Karena aku juga tak ada kuasa



Jakarta, 24 - 7 - 2008
23:39 WIB
Ryan 08'

No comments: