Saturday, March 28, 2009

Debu Aspal

Berpuluh-puluh bangkai tak dianggap terserak tak berdaya
Memandangnya pun aku bergidik sendiri
Tak ada rasa iba atau curiga
Hanya angi berkelebat dari muka yang dipalingkan

Pikirku hanya satu, jangan sampai aku begitu
Lalu lurus kuteruskan jalanku di tepian aspal kurus

Jasad mati tadi seolah kembali bernyawa
Bersama dengan makian yang kutinggalkan tadi
Terseok-seok tanpa wibawa
Sorot matanya pertanda dendam pada biang keladi

Saat kutengokkan wajah hanya debu aspal jalan yang menamparku
Menusuk rongga hidungku dalam-dalam hingga menyatu ke dalam darah di paru-paru
"Sial", pikirku. Mengapa hal ini Kugubris...?




Surabaya, 18 - 7 - 2008
23:38 WIB
Ryan 08'

No comments: