Saturday, May 2, 2009

Untitled

   Derai hujan menerpa wajahku kala itu, dinginnya bagai menyeka air mataku yang telah membeku. Menjadi seorang yang berdiri di atas seutas benang yang nyaris putus memang membuatku pantang berucap tentang kebenaran, kala itu hanya kesenangan dan khilaf sesaat yang kurengguk, tanpa menyadari telah tertoreh darah di kerongkonganku yang kering akan perasaan cinta.
   Walau kini aku telah pulih, masih terasa luka yang pernah mendera batinku. 

No comments: